SISTEM MATA PENCAHARIAN HIDUP MASYARAKAT MELAYU RIAU
Bagi orang Melayu yang tinggal di desa, mayoritasnya menjalankan
aktivitas pertanian dan menangkap ikan. Aktivitas pertanian termasuk
mengusahakan tanaman padi, karet, kelapa sawit, kelapa, dan tanaman campuran (mixed
farming). Orang Melayu yang tinggal di kota kebanyakannya bekerja dalam
sektor dinas, sebagai pekerja di sektor perindustrian, perdagangan,
pengangkutan, dan lain-lain. Penguasaan ekonomi di kalangan orang Melayu
perkotaan relatif masih rendah dibandingkan dengan penguasaan ekonomi oleh
penduduk non-pribumi, terutamanya orang Tionghoa. Tetapi kini telah ramai orang
Melayu yang telah sukses dalam bidang perniagaan dan menjadi ahli korporat.
Banyak yang tinggal di kota-kota besar dan mampu memiliki mobil dan rumah
mewah. Selain itu itu juga, banyak orang Melayu yang mempunyai pendidikan yang
tinggi, setingkat universitas di dalam maupun di luar negeri.
SISTEM TEKNOLOGI PERLENGKAPAN HIDUP
Sejak zaman bahari masyarakat Melayu Riau sudah memiliki
bermacam cara untuk memenuhi keperluan hidup. Artinya sejak masa lampau
masyarakat Melayu Riau telah menguasai teknologi. Teknologi ini diklasifikasi
menjadi teknologi pertanian, pernikahan, peternakan, pertukangan, perkapalan,
pertambangan, dan pengolahan bahan makanan. Sistem teknologi yang dikuasai
orang melayu menunjukkan bahwa orang Melayu kreatif dan peka dalam memfungsikan
lingkungan dan sumber daya alam di sekitarnya. Orang Melayu juga tidak tertutup
terhadap perubahan teknologi yang menguntungkan dan menyelamatkan mereka.
Teknologi pada hakekatnya adalah cara mengerjakan suatu hal
(Masher, 1970:127), yaitu cara yang dipakai manusia untuk beberapa kegiatan
dalam kehidupannya. Teknologi terutama terlihat dalam pendayagunaan potensi
sumber daya yang ada di sekitar manusia. Oleh karena itu, teknologi merupakan
satu diantara sekian banyak hasil budaya manusia dan merupakan cermin daya
kreatif dalam memanfaatkan lingkungannya untuk mencapai kesejahteraan hidup.
Pada dasarnya keluarga masyarakat Melayu sejak zaman bahari
telah melakukan beragam cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat
Melayu juga memiliki dan menguasai bermacam-macam teknologi, mulai dari
teknologi yang menghasilkan makanan dan tumbuh-tumbuhan (yang kemudian menjadi
pertanian), berburu (yang berkembang menjadi usaha peternakan), menangkap ikan
(yang berkembang menjadi usaha perikanan dengan berbagai teknologi penangkapan
yang dipakai), serta cara mengangkut hasil-hasil usaha yang disebutkan diatas.
Teknologi yang dikuasai masyarakat Melayu Riau antara lain
membuat rumah dan atapnya yang terbuat dari daun-daunan, maupun membuat sejenis
keranjang untuk mengangkut hasil pertanian yang bentuk dan jenisnya beragam.
Masyarakat
Melayu
juga menguasai cara membuat perkakas yang dipakai sehari-hari. Cara ini
masih
ada dan berlanjut sampai sekarang.
Terdapat anggapan bahwa beberapa peralatan dan mata pencaharian
khas yang masih ditemukan dalam masyarakat Melayu Riau sekarang ini berasal
dari masyarakat Melayu bahari. Bukti lain menunjukkan bahwa ditinjau dari segi
mata pencahariannya, suatu keluarga Melayu bahari jarang sekali bergantung pada
satu mata pencaharian , sehingga mereka tidak bergantung pada satu jenis
teknologi. Keragaman mata pencaharian masyarakat Melayu dibagian daratan
Sumatera ( Riau Daratan) dapat dijadikan dasar untuk menelusuri keragaman
teknologi yang ada dalam masyarakat. Setiap jenis mata pencaharian biasanya mempunyai
beberapa cara dan alat. Alat dan cara penggunannya akan menampakkan teknologinya.
Peralatan dan cara penggunaannya dipengaruhi oleh lingkungan dan
sumberdaya yang akan di olah, sehingga lahir berbagai teknologi. Walaupun
teknologi itu menghasilkan hal yang sama atau mempunyai fungsi yang sama, tapi
teknologi tetap berbeda. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa masyarakat
Melayu mampu secara aktif menghasilkan berbagai teknologi dan sekaligus
mengembangkannya sesuai dengan fungsi dan pengaruh lingkungan tempat
digunakannya teknologi tersebut. Masyarakat Melayu tidak canggung dengan
perubahan teknologi, asal teknologi tersebut lebih menguntungkan dan mudah
diterapkan , seperti teknologi dalam pertanian.
Alat-alat pertanian
Pada dasarnya pertanian didaerah ini adalah pertanian dengan sistem
ladang. Disamping itu ada pula usaha perkebunan karet rakyat. Alat-alat yang digunakan
untuk perladangan ini sangatlah sederhananya, terdiri dari : beliung, parang
panjang, parang pendek atau candung, tuai atau ani-ani, bakul, lesung, dan antan
(alu), dan nyiru (tampah).
Pertanian dengan sistem ladang ini, cara pengolahan tanahnya
sangat sederhana, tidak memerlukan cangkol atau pacul. Hutan yang dianggap
subur, ditebang dengan menggunakan beliung dan parang. Pohon yang besar-besar ditebang
dan setelah rebah lantas ditutuh, yaitu dahan-dahannya dipotong supaya gampang
nantinya dimakan api. Sebelumnya di sekeliling tempat yang akan dibakar itu di
“landing” terlebih dahulu, yaitu dibersihkan dari kayu dan daundaun kering
supaya api tidak menjalar ke hutan sekitarnya. Pembakaran dimulai
dari
atas angin, sehingga dengan bantuan angin api akan menjalar keseluruh lapangan.
Setelah abu pembakaran tersebut dingin, biasanya pada hari kedua
atau ketiga setelah dibakar, bibit padi pun mulai disemai. Menanam bibit ini
ada dua cara, yaitu: untuk tanah bencah atau basah, bibit padi ditaburkan
ditanah. Kalau padi sudah tumbuh dan mencapai tinggi kira-kira tiga puluh
centimeter, lalu di “ubah”, yaitu anak-anak padi tersebut dicabut kembali dan
setelah dibersihkan akar-akarnya ditanam kembali secara teratur. Prinsipnya
hampir sama dengan penanaman di sawah.
Penanaman padi ini biasanya pada akhir kemarau, karena begitu
padi ditanam musim hujan pun tiba. Adapun alat-alat yang digunakan, yaitu:
alat-alat yang terbuat dari besi, seperti mata beliung, mata parang dan mata
ani-ani dibeli dipasar dan gagangnya dibuat sendiri. Lain pula halnya bagi
petani karet, yang keadaannya pun sederhana juga. Umunya di Riau petani ladang
jika sudah panen tanah bekas ladangnya itu ditanami karet. Sehingga daerah
perladangan makin lama jadi semakin jauh, karena tanah-tanah yang dekat dengan
kampung telah diisi karet.
Karet yang ditanam itu dibiarkan tumbuh sendiri tanpa dirawat
dan tumbuh bersama belukar. Kalau sudah mencapai umur empat atau lima tahun, yaitu
saat karetnya telah boleh disadap, barulah didatangi kembali dan dibersihkan.
Alat-alat yang digunakan untuk menyadap untuk pohon karet tersebut terdiri
dari:
1.
Sudu getah, yaitu semacam talang kecil terbuat dari seng yang dipantelkan ke
pohon karet untuk mengalirkan getah.
2.
Mangkok getah, terbuat dari tembikar kasar, tetapi sekarang banyak digunakan
tempurung kelapa.
3.
Pisau getah, disebut juga “pisau toreh”, yaitu pisau untuk menorah kulit pohon,
dan ada juga menyebutnya pisau lait”.
4.
Ember atau kaleng, digunakan untuk mengumpulkan dan mengangkut hasil getah
berbentuk susu ke tempat pengolahan.
WADAH ATAU
ALAT-ALAT UNTUK MENYIPAN
Untuk
menyimpan hasil produksi terdapat alat-alat sebagai berikut:
1.
Kepok: yaitu tempat menyimpan padi berbentuk cylinder dengan garis tengah 11/2
meter dan tinggi 1 meter. Terbuat dari kulit kayu dan disimpan di dalam rumah.
2.
Sangkar: ada dua maam:
a.
Sangkar tempat penyimpan ikan, terbuat dari anak kayu yang dijalin dengan rotan
dan ditendam dalam air.
b.
Sangkar ayam atau burung terbuat dari rotan atau anaka kayu. Ada yang diletakkan
di dalam rumah dan ada pula yang digantungkan
Untuk
menyimpan kebutuhan sehari-hari:
1.
Tempayan yaitu tempat air dari tembikar
2.
Labu yaitu tempat air, terbuat dari buah labu yang dikeringkan dan dibuang
isinya
3.
Bakul yaitu tempat bahan makanan sehari-hari terbuat dari pandan anyaman
4.
Sumpit yaitu semacam karung, terbuat dari panda yang dianyam, untuk menyimpan
beras, ubi kering atau sagu rending lain-lain
Untuk
wadah dalam rumah tangga seperti:
1.
Bangking yaitu tempat pakaian-pakaian halus dari kayu kapok berasal dari Cina
2.
Peti besi yaitu tempat pakaian atau benda-benda lannya.
3.
Peti kayu yaitu berukuran lebih besar dari peri besi, juga berasal dari Cina. Tempat
menyimpan barang-barang berharga
4.
Bintang yaitu terbuat dari kuningan, ada yang bundar dan ada pula yang bersegi
delapan. Pakai tutup biasanya unyuk menyimpan alat-alat keperluan wanita.
sumber http://mamamia12345.blogspot.com/2013/02/sistem-mata-pencaharian-hidup.html
Keren
BalasHapus